Pulang
-
Ditulis olehKimi Anugrah Kahfi
-
Dibuat tanggal
20 Jul 2024
-
Sekolah
SMA SWASTA MADANIA BOGOR
Pulang merupakan salah satu karya khas Indonesia yang ditulis oleh Tere Liye di tahun 2015. Tere Liye gemar menulis buku sejak 2005 dan sejak itu beliau mendapatkan julukan sebagai penulis yang serba bisa. Buku ini adalah buku pertama dari sebuah trilogi dengan genre aksi dan mempunyai sekitar 400 halaman. Pulang merupakan salah satu karya terbaik Tere Liye yang menceritakan tentang perjalanan karakter utamanya, Bujang, yang menjadi tukang pukul di keluarga mafia. Buku ini tidak hanya dipenuhi dengan adegan-adegan aksi yang keren saja, tetapi juga momen-momen yang mengharukan yang bisa membuat kita menetes air mata.
Pulang mengangkat cerita tentang seorang anak kecil bernama Bujang yang diangkat oleh pamannya dari mafia. Kita belajar lewat rintangan-rintangan yang Bujang hadapi setiap hari dan juga mengenal karakter Bujang dengan lebih dalam dan kompleks. Buku ini mempunyai gaya tulisan yang mudah untuk dimengerti tetapi juga berdampak besar kepada perasaaan para pembaca, yang membuat buku ini sangat sedih dan terasa seakan-akan nostalgik. Kita mengenal karakter Bujang ini sejak dia kecil dan membaca perkembangannya hingga dewasa. Di buku ini ada tema keluarga, tema berdamai dengan masa lalu, tema agama, dan tema untuk menghadapi ketakutan.
Buku ini diawali dengan adegan yang intens, dimana karakter utama kita mengikuti buruan babi liar jauh di dalam rimba Sumatera. Orang-orang dari kota yang merupakan utusan dari ayahnya Bujang ikut membantu berburu babi tersebut. Saat Bujang ikut memburu di hutan bersama orang kota, ternyata orang kota ini menyatakan bahwa dia adalah saudara angkatnya ayah Bujang. Dengan ini, Bujang menimbulkan banyak pertanyaan tentang masa lalu ayahnya. Sebelum itu terjawabkan babi liar dari hutan tersebut mulai menyerang orang-orang dari kota, menyisakan Bujang yang baru 15 tahun lemah dan sendirian. Tapi ini adalah momen yang terpenting untuk Bujang, karena dia tidak takut sama babi hutan itu, dia justru melawan babi hutannya.
Setelah babi hutan itu dilawan dan Bujang bergabung lagi dengan ibunya dirumah, dia tidak menyangka bahwa saudara angkat ayahnya tersebut mengajak Bujang untuk tinggal di kota. Ibunya Bujang justru sakit hati mendengar usulan itu karena itu berarti Bujang harus bekerja untuk keluarga ayahnya. Bujang ini sangat tekad untuk tinggal bersama keluarga angkat ayahnya, dan karena ibunya terpaksa, akhirnya Bujang harus terpisah dari orangtuanya. Ibunya Bujang memberi syarat jika anaknya ingin ikut ke kota. Yaitu ingat untuk pulang. Bujang belum benar-benar mencerna kata-kata ibunya, tapi yang dia sadar saat itu adalah bahwa ayahnya dulu bekerja untuk keluarga mafia.
Buku ini sangat seru untuk dibacakan. Ada banyak sekali adegan aksi yang intens dan ada juga bagian-bagian yang bisa membuat kita refleksi diri juga. Cara Tere Liye menyeimbangkan kedua hal itu sangat mulus dan setiap halaman bisa membuat kamu penasaran apa yang akan terjadi. Tema-tema yang dipilih juga sangat cocok untuk pembaca muda. Ada beberapa aspek dari karakternya Bujang yang pembaca muda atau bisa disebut dengan Gen Z yang bisa menyambung dengan kehidupan Bujang ini. Tere Liye membuat karakter Bujang sebagai seorang pendiam tapi juga gagah, kuat tetapi juga lemah, dan lemah tetapi juga berkibar dengan semangat. Penulisan karakter utamanya terencana dengan baik karena kita bisa melihat Bujang ini berjaya dalam menjadi tukang pukul dan kita juga bisa melihat titik akhir Bujang dimana dia dipermalukan dan disakiti oleh orang lain.
Buku ini mempunyai bahasa yang kita bisa pahami dan tidak kelebihan bahasa puitisnya. Penulisan rasa emosional karakternya sangat deskriptif sehingga kita pun bisa merasakan betapa sesaknya berada di posisi Bujang. Yang menarik tentang buku ini juga adalah berbeda-beda pandangan di setiap guru yang Bujang punya. Kita bisa refleksi diri dari perspektifnya guru Bujang yang bervariatif dari Kakek Samurai Jepang, Pembunuh Bayaran dari Manila, dan ketua tukang pukul. Masing-masing dari gurunya mempunyai gaya hidup yang berbeda-beda. Dengan itu, mereka mencoba untuk menanamkan filosofi mereka masing-masing tersebut ke karakternya Bujang. Dan setiap monolog dari setiap guru-guru tersebut pasti mempunyai makna yang terdalam masing-masing. Hal tersebut membuat buku ini sangat indah untuk dibaca.
Selain gaya penulisannya yang indah, ada hal-hal dari buku ini yang membuatnya sangat membosankan juga. Awal bukunya sudah bisa membuat kita pembaca terpancing dengan suasana yang intens dan misterius. Tetapi saat sudah memasuki pertengahan buku, seakan-akan alur dari buku ini menjadi berantakan karena Bujang tidak mempunyai tujuan besar yang dia ingin mencapai. Oleh karena itu, alurnya menjadi membosankan karena tidak adanya ekspektasi tepat untuk akhir ceritanya. Tidak adanya ekspektasi Bujang meraih tujuannya yang ingin dicapai di akhir cerita.
Secara singkat, Pulang merupakan buku yang indah untuk dibaca karena kajian temanya dan karakternya. Walaupun buku ini bisa jadi membosankan di pertengahan cerita, tetapi pada akhirnya semuanya jadi memuaskan dan kita pun bisa ikut bersedih dan berempati untuk Bujang. Buku ini sangat cocok untuk pembaca Gen Z karena cerita aksinya dan juga pelajarannya yang bisa memotivasi kita. Dengan Pulang kita bisa belajar untuk berdamai dengan diri sendiri, tetap maju betapa susah rintangannya, dan mencari jati diri sendiri lewat makna ‘pulang’ ini. Pulang sangat layak dibacakan dan dengan itu, kita bisa pulang kembali ke jati sendiri.
0 komentar