Le Petit Prince (Pangeran Cilik) sastra klasik anak-anak yang ditulis Antoine-Marie-Roger de Saint-Exupery seorang sastrawan Prancis yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama di Jakarta, 2011. Saint-Exupery merupakan mantan pilot militer Prancis ini menulis Pangeran Cilik dalam masa pengasingannya di Amerika—antara tahun 1941 sampai 1943—yang membuat namanya melambung. Novel dengan 115 halaman ini walau terlihat seperti buku anak-anak dengan ilustrasi di hampir semua halamannya dipersembahkan kepada orang dewasa, karena menurut Saint-Exupery semua orang dewasa pernah menjadi anak-anak, walaupun kebanyakan yang melupakannya.

Ketika tokoh utama dalam buku ini berumur 6 tahun, Ia mengenal orang dewasa selalu membutuhkan penjelasan. Saat Ia membuat sebuah gambar tentang ular sanca yang sedang mencerna gajah, orang dewasa melihat gambar tersebut sebagai “topi.” Cerita menjadi menarik ketika hadirnya tokoh “Pangeran Cilik” yang meminta tolong kepada tokoh utama untuk menggambarkannya seekor domba. Ia tersentak atas kehadiran “bocah” itu di tengah-tengah gurun.

Saint-Exupery menulis tokoh Pangeran Cilik sebagai anak-anak dengan kepolosan dan rasa keingin tahuannya yang tinggi dengan sangat pas. Dilengkapi dengan hadirnya tokoh-tokoh lain yang menambah pengetahuannya tentang dunia sekitar. Pangeran Cilik tidak hanya menghibur anak-anak akan tetapi juga orang dewasa jika membacanya.

Emosi yang dituang Saint-Exupery pada masing-masing bab dapat sangat membekas jika kita dapat memahami apa yang sedang terjadi. Terdapat banyak kalimat yang dapat kita kutip dalam buku ini untuk dijadikan sebagai relfeksi terhadap diri kita dengan lingkungan sekitar. Pembawaan cerita yang sangat ringan pada buku ini membuat kita dapat menikmati jalannya cerita dengan sangat mudah dan nyaman.

Saint-Exupery menyentuh beberapa nilai dan pengalaman manusia yang paling dasar, seperti kekuasaan, tanggung jawab, dan cinta. Buku ini termasuk buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia. Dengan banyaknya ilustrasi yang disajikan dalam sebuah buku, Saint-Exupery mampu membuat karakter-karakter yang hadir membekas di kepala dan hati pembacanya.

Sangat disayangkan rasanya jika kita tidak pernah mengenal Pangeran Cilik dalam hidup kita, dengan mata naif dan sifat lugu yang Ia miliki, Pangeran Cilik bisa membuat kita kembali merasakan hal-hal kecil saat kita masih anak-anak—yang mungkin—dan sudah kita lupakan.