book

Cindua Mato

0
  • book
    Ditulis oleh
    Lathifa Hayyu Suryani
  • Dibuat tanggal
    11 May 2024
  • Sekolah
    SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 20

Novel ini mengangkat tema Minangkabau keberanian,kekeluargaan,adat dan percintaan novel ini ditunjukan untuk Masyarakat umum di seluruh indonsia,terutama bagi siswa SMP dan SMA,sebagai bahan pengayaan literasi.Dalam buku ini menampilkan dwibahasa,bahasa Minangkabau kaba tersebut dan terjemahan bahasa Indonesia, sehingga pembaca dapat ilmu yang lebih tentang bahasa sumber.Terkhusus buku ini,Cindua Mato,dituliskan oleh Syamsuddin St. Radjo Endah. Cindua Mato dan Dang Tuangku adalah dua sahabat yang tumbuh Bersama. Dang Tuangku adalah putra dari bundo kanduang yaitu pewaris Kerajaan pagaruyuang, sedangkan Cindua mato tumbuh yang kelak menjadi hulubalang di kerajaan sekondannya. Beranjak dewasa, keduanya tumbuh menjadi pemuda yang tangguh dan gemar bermain di gelangang. Suatu ketika, keduanya hadir di gelanggang perhelatan Datuk Bandaro. Dang Tuangku hadir mewakili Bundo Kanduang, yang memimipin kerajaan Pagaruyuang. Saat Dang Tuangku tengah bertemu dengan yang punya helat, Cindua Mato mendengar perbincangan tentang Puti Bungsu di Renah Sekalawi, tunangan Dang Tuangku akan dipersunting oleh Imbang Jayo. Dang Tuangku mendengar bisik-bisik orang-orang di gelanggang, Ia pulang dengan marah. Kabar itu ternyata benar, setelah Bundo Kanduang menerima undangan kenduri Imbang Jayo dan Putri Bungsu. Cindua Mato kemudian diutus Bundo Kanduang untuk mengantarkan seserahan dan hadiah pernikahan, mengingat anaknya Dang Tuangku tentu tidak mungkin bisa mengantarkan hadiah untuk pernikahan tunangannya sendiri. Dengan berat hati Cindua Mato mematuhi perintah kerajaan, Ia tak sampai hati akan nasib mandan-nya, Dang Tuangku. Sampai di pesta pernikahan, Cindua Mato menggunakan ilmunya dan memanipulasi cuaca. Terjadilah badai besar membawa hujan lebat dan membanjiri pernikahan tersebut. Hal tersebut digunakan Cindua Mato untuk menculik Putri Bungsu, kemudian dibawa lari ke Pagaruyuang. Tindakan Cindua Mato mengundang peperangan. Kemudian Imbang Jayo dan pasukannya datang mengepung Pagaruyuang. Dang Tuangku, yang merencanakan penculikan dari awal pun sudah siap menunggu pasukan dari perang tersebut. Terjadilah peperangan antara dua kerajaan tersebut. Singkat cerita, Imbang Jayo meninggal dalam peperangan tersebut. Kemudian, peperangan digantikan dengan duel oleh pendekar masing-masing pihak. Jadilah kemudian Cindua Mato mewakili kerajaan Pagaruyuang berhadapan dengan Tiang Bungkuak. Kemudian Cindua Mato kalah. Ia harus membayar mahal kekalahannya, Ia kemudian diseret menjadi budak Tiang Bungkuak, Pagaruyuang dibakar habis rata dengan tanah, Dang Tuangku dan Bundo Kanduang lari dari Pagaruyuang. Menjadi budak ternyata adalah salah satu trik Cindua Mato. Ia sebenarnya ingin mengetahui kelemahan tuannya, Tiang Bungkuak. Benar saja, kemudian, dengan bantuan air sirih penanya, diketahui bahwa satu satunya senjata yang bisa melukai Tiang Bungkuak adalah keris milik tuannya tersebut. Saat tuannya tidur, Cindua Mato mencuri keris tersebut. Kemudian menghabisi nyawa tiang bungkuak dalam sebuah duel. Kematian tiang bungkuak membebaskan status budak yang melekat pada dirinya, sehingga ia bisa kembali ke kerajaan Pagaruyuang. Syamsuddin St. Rajo Endah yaitu penulis novel cindua mato telah Berjaya menulis tema adat ke Minangkabauan dalam novel ini. Tema yang dibuatnya mengenai adat lama Minagkabau. Visualisasi karakter dan suasana dalam novel ini tampak mengarah ke jaman dahulu. Di bagian Cindua Mato yang menjadi seorang budak Tiang Bungkuak .Kata di dalam novel ini banyak mengandung petatah-petitih Minang dan penggunaan bahasa terbilang sangat kental akan adat Minangkabau nya.​ ​Novel Cindua Mato bersifat menarik, hal ini dibuktikan bahwa di dalam nya terdapat pengetahuan tentang Sejarah Minangkabau. Novel ini mengenalkan kepada anak milenial bahwa membaca novel ini dapat memperbanyak pengetahuan mengenai cerita lama, dan terdapat moral yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari, salah satunya dengan sopan kepada orang yang lebih tua. Kemudian memiliki kelebihan yaitu terjemahan di dalam novel nya yang membuat pembaca di luar minang lebih mudah memahami isi cerita dalam novel ini.

Judul Buku Cindua Mato
Penulis Syamsuddin St. Radjo Endah
ISBN 978-623-98669-9-0
Bahasa Bahasa Minang dan Bahasa Indonesia
Tahun Publikasi 2021
Penerbit Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat
Jumlah Halaman 270

0 komentar

Buat komentar

Oleh Peserta Sama