Membaca Nyaring untuk Stimulus Kognitif Anak Sejak Dini

Bahan bacaan bermutu adalah faktor penting dalam proses membaca nyaring. Aktivitas ini mengajarkan anak-anak berinteraksi dengan buku sejak dini. Anak yang sering dibacakan nyaring dan diajak mengobrol oleh orang tuanya secara tidak langsung menstimulus kemampuan kognitifnya berkembang.

Demikian disampaikan pendiri Reading Bugs Indonesia Roosie Setiawan ketika memberikan pelatihan Membaca Nyaring di hadapan pustakawan, guru sekolah, dan orang tua, di Sumatera Utara, Selasa (7/5).

Kegiatan membaca nyaring pada anak dimulai sedini mungin saat trimester ketiga kehamilan. Anak yang sering dibacakan nyaring dan diajak berbicara oleh ibu/bapaknya secara tidak langsung membantu stimulasi kemampuan kognitifnya berkembang lewat suara.

Teknik membaca nyaring bukan mengajarkan anak-anak bisa baca, tapi agar anak mau membaca. Tapi, jangan tunggu anak tumbuh besar untuk dikenalkan pada buku.

"Buat membaca nyaring bersama anak menyenangkan agar anak tertarik mendengarkan kita membaca,” imbau Pustakawan Perpusnas Welliyani Citra.

Ada yang mesti dipahami ketika aktivitas membaca nyaring dilakukan. Guru, pustakawan, dan orang tua perlu memahami perjenjangan buku. Pastikan buku yang dibacakan sesuai dengan usia anak. Karena tidak mungkin anak usia PAUD dibacakan buku novel. Buku cerita yang sarat gambar dan ilustrasi dengan teks yang sedikit lebih menarik dibacakan.

"Gambar atau ilustrasi yang ada di buku cerita akan membangun daya imajinasi anak. Gunakan alat bantu jika diperlukan," tambah Yeni Merdeka Sirait dari Komunitas Read A Loud Sumut.

Orang tua, guru, dan pustakawan harus menjadi role model bagi anak dalam membaca. Tujuan membaca nyaring bukan untuk menyelesaikan satu buku. Tetapi membuat anak senang dan paham pada aktivitas membaca.