
Madura Writers Readers Festival Tekankan Pentingnya Membaca
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bersama Duta Baca Indonesia menggelar acara Madura Writers Readers Festival (MWRF), di Universitas Bahaudin, Kabupaten Sumenep, Selasa (24/4). Acara dibuka Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo. Acara dimulai dengan pertunjukkan teatrikal berjudul 'Kembalikan Kejayaan Nusantara dengan Membaca' dari Teater Tatak Parjuga SDN Juluk I Saronggi.
Achmad Fauzi mengatakan, saat ini kompetisi di dunia sangat ketat. Tanpa ilmu, mustahil bisa melakukan perubahan. Tanpa ilmu, akan sulit menjadi pemenang.
Namun, ilmu tidak akan diperoleh jika tidak diupayakan atau lewat pendidikan. “Sulit dikatakan sebagai manusia yang kompetitif jika tidak membaca," ucap Fauzi, seperti keterangan yang diterima redaksi, Selasa (23/4).
Indonesia menargetkan, ketika memasuki usia satu abad kemerdekaan pada 2045, masuk ke dalam jajaran negara terkuat di dunia. Hal ini beralasan mengingat bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini.
Bonus demografi adalah masa ketika penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (15 ke bawah dan 65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. "Keunggulan tersebut harus dibarengi dengan kemampuan yang kompetitif," tambah Achmad Fauzi.
Dalam sesi bincang-bincang dengan Duta Baca Indonesia Gol A Gong, penulis buku Gramedia Vivi Nafidzatin Nadhor mengajak masyarakat mengubah mindset (pola pikir) gagalnya kebiasaan membaca karena kesibukan. Kata dia, gagalnya membaca bukan karena kesibukan, melainkan rasa malas.
"Justru kebiasaan itu harus dipaksa. Kita harus berani menargetkan, misal satu buku habis dibaca dalam sebulan. Atau komitmen mematikan HP selama satu jam, demi kebiasaan membaca, " ujar Vivi.
Pegiat literasi Widawati menambahkan, hingga kini sudah banyak tumbuh komunitas literasi di Sumenep. Bahkan, mayoritas anggota komunitas merupakan penulis. "Bagi seorang pegiat literasi, aktivitas menulis dan menghasilkan karya merupakan letak kebahagiaan," ungkapnya.
Selain disemarakkan dengan kehadiran budayawan senior Kiai Zawawi Imron dan para penggerak literasi budaya, serta bazar buku murah, MWRF 2024 juga diselenggarakan pengukuhan Nia Kurnia sebagai Bunda Literasi Sumenep.